Home » » #28 Cahaya

#28 Cahaya

Written By nurul on Selasa, 18 Juli 2017 | 16.30

Kultum Ramadhan


Alkisah ada pemuda yg datang kepada guru dan bertanya," Kira2 berapa lama, saya butuhkan cahaya penerangan batin?
"Sepuluh tahun," Jawab sang Guru.
Pemuda itupun terkejut," Begitu lamakah? Tanyanya tdk percaya.
"Saya keliru, kau butuh  waktu 20 tahun," koreksi sang guru.
Pemuda itu terhenyak, bertanya keberatan," Mengapa Guru lipatkan dua?!
Sang Guru pun
berpesan menghujam," Coba renungkan, saya pikir-pikir kau butuh waktu 30 tahun utk cahaya penerangan batin itu.

Itulah cerita yg saya kutip dari Zaim Saidi dalam buku 'Balada Kodok Rebus'. Cerita tentang pemuda dan sang Guru cukup jelas dengan tafsir yg bisa bermacam-macam.

Tafsir pertama; Manusia tidak akan bisa memperoleh pelajaran apa pun dari sesuatu, bila mereka hanya sebentar membersamai sesuatu itu. Dua puluh delapan hari kita bersama Ramadhan, sudahkah lebih baik kehidupan kita? Seperti orang yg berjalan cepat, tergesa-gesa, seringkali tidak menikmati indahnya pemandangan. Hari-hari berpuasa yg belum satu bulan ini, sangat mungkin kita hanya mendapat lapar dan haus saja. Agaknya kita masih terus perlu belajar "berpuasa" walaupun tdk bersama Ramadhan.

Tafsir kedua;
Manusia untuk bisa memperoleh sesuatu harusnya dengan bekerja keras, tapi banyak orang yg segan melakukannya. Semua ingin serba instan, mudah dan cepat. Bagaimana bisa mendapatkan 'cahaya' penerangan batin tanpa interaksi dg kitab suci, sujud dan rukuk, serta doa dan wirid? Bagaimana bisa memperoleh kemuliaan tanpa kerja keras menolong sesama, mengajak berbuat baik dan menunjukkan jalan kemuliaan kepada yg lain.

Al-Quran ada nama surat yg ke24, an Nur yg berarti cahaya. Allah SWT berusaha menjelaskan tentang nur Illahi, petunjuk-petunjukNYA yang menjadi cahaya yg menerangi alam semesta.

Nur adalah cahaya yg memancar yg bisa menolong mata untuk melihat sesuatu. Namun 'nur' bisa digunakan utk sesuatu yg immaterial, seperti ungkapan "perkataan itu bercahaya" atau "Beliau adalah cahaya keluarganya".

Allah SWT adalah sumber dari segala sumber Pemberi Cahaya. Al Qurtubi mengartikan Allah dengan kekuasaanNYA mampu memancarkan cahaya di langit dan bumi, seluruh urusan menjadi beres dan terkendali dan seluruh ciptaan NYA menjadi tegak dan mantap.

'Aku mengadu kpd Waki' ttg buruknya hafalanku,
Ia menasehatiku agar meninggalkan kemaksiatan,
Ia memberitahuku bhw ilmu adalah cahaya,
Dan Cahaya Allah tdk diberikan kpd orang yg berbuat maksiat.'
(Syair Imam Syafi'i)

Saudaraku,
Sebagaimana saya;
Apakah Anda jg ingin mencari kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian hati?
Apakah Anda merindu mendekatkan diri kepadaNYA, menginginkan hati yg senantiasa terang bercahaya?
Jawabnya cuman satu ternyata, tak ada cara lain;
Taatlah kepada Allah dan RasulNYA, dan Jangan berbuat maksiat, karena itu akan memudarkan cahaya hati kita.

Allahu a'lamu bishowab

28 Ramadhan 1438
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Magnet Islam Official
Copyright © 2011. Magnet Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger