Home » » #27 Rindu

#27 Rindu

Written By nurul on Selasa, 18 Juli 2017 | 16.29

Kultum Ramadhan


Rindu, menurut pak kyai Mursyidi almarhum; guru kami di Perguruan Al Islam memiliki makna 'keinginan hati untuk bertemu'. Kita rindu wajah-wajah teduh, terus menyungging senyum, wajah yg menjadi inspirasi amal Sholeh, tak pernah mengajak bergunjing dan sibuk dengan aib orang lain. Wajah-wajah yg baru menatap seolah sdh sangat akrab karena kesantunan, kedermawanan dan kerendahan hati yg dimilikinya. Itulah wajah-wajah penuh salam, kedamaian dan keimanan.

Wajah-wajah calon penghuni surga, diantara wajah-wajah orang-orang yg bertaqwa. Semoga usai Ramadhan tahun ini akan banyak kita bisa bertatapan dg mereka.

"Wahai jiwa yg tenang, kembalilah pada Rabbmu dengan hati puas lagi diridhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba2KU dan masuklah ke dalam SurgaKU.."
(Terj. Al Fajr ; 27-30)

Kebaikan dan keburukan itu merupakan dua kutub yg bersebrangan, tidak bisa disatukan apalagi dicampuradukkan. Es degan tetap es degan, demikian pula sambel terasi sudah ada 'maqomnya'. Akan kacau rasanya bila berbuka puasa, kita campur es degan dan sambel terasi.

Bila kebaikan bercampur keburukan akan hadir wajah-wajah kemunafikan. Allah SWT jauh lebih benci orang munafik daripada orang kafir. Membangun masjid dengan uang haram, renternir berkedok syariah, komersialisasi anak2 yatim dan kapitalisasi zakat- wakaf.

Agama ini datang membawa kebenaran untuk menghadirkan kebaikan. Sesuatu yg dianggap benar belum tentu baik. Kebenaran adalah pernyataan akan substansi itu salah atau tidak salah. Kebaikan lebih dari itu, kebaikan adalah perwujudan dari akhlak mulia. Kebaikan lebih dekat dengan moralitas.

Akhlak mulia hanya bisa terwujud dengan menanamkan kerinduan, kecintaan dan kebaikan pada diri manusia. Rasulullah sejak awal telah menjelaskan visi perjuangannya, memperbaiki akhlak manusia.
'innamaa bu'istu liutammima makaarima alAkhlaq'
(HR Ahmad)

Rindu kita pada wajah Al Amin, yg menjadikan kita tak khawatir, bimbang, takut dan melanjutkan kehidupan ini.
Rindu kita pada Sang Amanah, yg saat berkuasa memandang jabatan sebagai amanah berat utk dipertanggungjawabkan.
Rindu kita pada Sang Tabligh, yg setiap saat bisa memeriksa dan membantu keadaan si faqir dan si miskin, yg sering kesulitan mendiamkan tangis anaknya karena rasa lapar.
Rindu kita kepada Sang Fathonah, yg sadar dan memiliki kecerdasan untuk menyelesaikan aneka persoalan kehidupan kita; sehingga masyarakat ini bisa hidup dalam kebersamaan, kerukunan dan penuh kebahagiaan.

Yaa Nabiyunaa Muhammad 'shollallahu 'alaihisalam'; kami terus berdoa agar para pemimpin kami bisa mengikuti tauladanmu...
Pemimpin yg bisa menangis karena cinta, seperti yg kau telah pesankan;
"Mencintai kalian dan kalian pun mencintainya".
Cinta akan membuat pemimpin tidak merasa sendiri, karena semua yg dipimpin akan membersamainya.

Saudaraku,
Setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita.
Mohon jangan seperti 'Fir'aun' yg memimpin dengan memuja dirinya, memuaskan nafsunya, mati hati nuraninya, rusak jiwanya, gelap penglihatannya. Hanya bisa memaksa yg dipimpin utk memuaskan kemauan, kesenangan dan egonya.
Ingatkan akan terus ada 'orang-orang' sholeh yg akan terus berdoa dengan penuh kerinduan kehadiran wajah Musa yg membebaskan dan wajah Sulaiman yg mensejahterakan....
Kami Rindu ya Allah turunnya hujan penuh barakah, tumbuhnya pohon thoyyibah sehingga negeri kami sejahtera rakyatnya dan Kau ampuni dosa2nya.
Aamiin

Allahu a'lamu bishowab

27 Ramadhan 1438
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Magnet Islam Official
Copyright © 2011. Magnet Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger