Home » » #8 Akhlak Terapan

#8 Akhlak Terapan

Written By nurul on Minggu, 11 Juni 2017 | 07.54

Kultum Ramadhan
Akhlak Terapan

Pernah saat kita memberikan kajian, ada seorang ibu yg bertanya," Ustadz, saya punya 2 teman kerja yg memiliki karakter berbeda.  Pertama seorang muslim yg di bulan Ramadhan tdk pernah puasa, tapi urusan menyumbang paling rajin, rendah hati, ramah dan sopan. Sebaliknya teman yg kedua puasa penuh di bulan Ramadhan tapi pelitnya minta ampun, sombong, suka bermusuhan dan sering memfitnah dan bergunjing; bagaimana pendapat ustadz?

Pertanyaan yg membuat kami tercenung dan merenung sebentar. " Itu karena puasanya, Bunda," jawab saya datar.   Mendapatkan jawaban itu, ibu yg bertanya itu kembali bertanya penasaran," Kenapa dengan puasanya, ustadz?
"Bunda, teman yg suka bermusuhan dan memfitnah itu; bila tidak berpuasa bisa jadi menjadi manusia yg jauh lebih kejam, bahkan bisa membunuh teman2nya. Puasa bisa menjadi rem baginya. Untuk teman yg belum berpuasa tapi sudah baik, bila mau berpuasa maka pastilah kebaikannya akan meningkat jauh lebih mulia dari sebelumnya."
Jamaah pun terdiam dan tersenyum atas jawaban kami. Allahu a'lamu bishowab.

Permasalahan umat dewasa ini adalah banyak yg gagal paham menghubungkan ibadah dengan perilaku atau akhlak. Dan inilah pemicu hadirnya aliran2 sesat; Muslim tapi tdk mau sholat, puasa dan berhaji, tatkala mereka melihat para ahli ibadah tetapi akhlaknya tidak bisa jadi panutan.

Lukman Hakim, seorang Guru dari Bekasi berinisiatif membentuk Himpunan Masyarakat Peduli Akhlak (HIMAPA) Beliau dan HIMAPA terus mensosialisasikan bahwa ibadah yg benar akan melahirkan akhlak yg mulia.

Ajaran Puasa bukanlah sekedar seruan tanpa makna dalam lapar dan haus. Ajaran ini membuka dua pintu ruh, 'insani' (kemanusiaan) dan 'rabbani' (ketuhanan).

Rasa haus dan lapar yg kita rasakan bisa membuat kita berempati akan kondisi saudara2 kita yg terpinggirkan secara sosial. Otak manusia terdapat mekanisme 'mirror neuron', alias cermin. Kalau kita melihat orang menangis dan sedih maka ada semacam listrik yg mengalir di sirkuit sedih pada otak kita, layaknya cermin. Para ilmuwan menduga bahwa 'mirror neuron' ini bukti ilmiah dari empati.

Puasa yg dipahami Nabi SAW menjadikan beliau lebih bertambah kedermawanannya saat di bulan Ramadhan Bahkan ada sahabat yg mengkisahkan, di bulan Ramadhan Nabi SAW lebih dermawan dari angin yang berhembus.

Pintu ruh kedua, 'rabbani'. Puasa dan Ramadhan membuka jalan lurus dan sarana yg mudah atas ketaatan, berdzikir, banyak membaca Al Qur'an dan puncaknya i'tikaf di masjid, 10 hari terakhir; mengasingkan diri secara total menghadapNYA.

Ya Allah, Engkaulah yg menggenggam nasib diri kami dan semesta ini. Tanpa bimbingan dan petunjukMU, kami tak akan tahu makna dan tujuan hidup ini.
Mohon tetapkanlah iman dan kecintaan kami kepadaMU, dan anugerahkah atas kami keluarga, keturunan dan teman-teman yg Sholeh dan Bijak.
Aamiin

Allahu a'lamu bishowab

8 Ramadhan 1438
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Magnet Islam Official
Copyright © 2011. Magnet Islam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger